Pernahkah kamu mendengar istilah “mahasiswa kura-kura” dan “mahasiswa kupu-kupu”? Istilah tersebut untuk menggambarkan aktivitas mahasiswa di dunia perkuliahan.
Banyak orang menganggap bahwa “mahasiswa kupu-kupu” lebih sulit berhasil dibandingkan “mahasiswa kura-kura”. Anggapan ini didasarkan pada stigma “mahasiswa kupu-kupu” adalah pemalas, pasif, dan kurang berinteraksi sehingga tidak mempunyai banyak relasi dibandingkan “mahasiswa kura-kura”
Lantas, apa sih mahasiswa kura-kura dan mahasiswa kupu-kupu itu? Dan apa saja kelebihan dan kekurangannya? Yuk simak informasi berikut!
Apa sih mahasiswa kura-kura itu?
Mahasiswa kura-kura adalah mahasiswa yang lebih aktif dalam kegiatan kampus dan mengikuti lebih dari satu organisasi. Jika menjadi mahasiswa kura-kura kamu harus pintar membagi waktu untuk organisasi dan kuliah.
Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dalam organisasi yaitu mempunyai banyak relasi, serta pengalaman dalam berorganisasi berpeluang besar untuk terjun di dunia kerja. Tetapi tidak sedikit mahasiswa yang terlalu fokus pada organisasinya sehingga tidak lulus tepat waktu.
Apa sih mahasiswa kupu-kupu itu?
Mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa yang hanya berfokus pada pembelajaran saat kuliah dan tidak terlibat dalam organisasi maupun kegiatan kampus. Tipe mahasiswa ini terkesan pemalas, apatis dan tidak jauh dari stigma negatif.
Sebagian mahasiswa yang menjadi mahasiswa kupu-kupu tentu mempunyai pertimbangan untuk lebih memprioritaskan bidang akademiknya sehingga tidak aktif dalam kegiatan kampus maupun organisasi.
Apa saja perbedaan mahasiswa kura-kura dan mahasiswa kupu-kupu?
Kedua istilah tersebut merupakan akronim (singkatan) yang mempunyai makna tertentu. Mahasiswa kura-kura merupakan akronim dari ‘kuliah-rapat, kuliah-rapat’. Istilah ini mengacu pada mahasiswa yang aktif di organisasi.
Ebook Strategi Mudah Menyusun Skripsi Anti Gagal
Menulis laporan skripsi ternyata bisa semudah ini. Ikuti panduan dalam ebook ini agar laporan skripsimu cepat selesai.
Sedangkan mahasiswa kupu-kupu merupakan akronim dari ‘kuliah-pulang kuliah-pulang’. Istilah ini mengacu pada mahasiswa yang hanya mengikuti perkuliahan saja.
Apa saja kelebihan mahasiswa kura-kura?
Ketika kamu menjadi mahasiswa kura-kura, ada hal yang bisa kamu pelajari bahkan bermanfaat bagimu. Hmm kira-kira apa saja ya? Yuk simak baik-baik!
1. Mempunyai peluang dalam meningkatkan skill dan pengalaman
Peluang yang dimaksud yaitu ketika menjalankan sebuah program kerja. Dalam menjalankan program tersebut pasti terdapat bagian jobdesknya kan? Nah hal itu merupakan salah satu peluang yang dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri dan menjadi bekal atau modal ketika memasuki dunia kerja.
2. Bisa mengenal diri sendiri
Pada sebuah organisasi, mahasiswa juga dapat mengenal bakat dan minat dalam dirinya. Misalnya mahasiswa A setelah menjadi panitia dan memilih divisi media creative, ia menjadi senang membuat desain dan lebih percaya diri dalam menyampaikan ide-idenya untuk meningkatkan engagement organisasi.
3. Mempunyai banyak teman
Hal ini sudah tidak heran lagi ya, karena dalam organisasi dituntut untuk bekerja sama sehingga dari hubungan tersebut bisa menambah banyak teman atau koneksi.
Untuk melihat lebih banyak lagi tentang mahasiswa kura-kura, bisa baca artikelnya di Kelebihan dan kekurangan mahasiswa kura-kura.
Apa saja kelebihan mahasiswa kupu-kupu?
Ada juga tipe mahasiswa yang hanya fokus kuliah dan segera pulang agar tidak membuang waktu dengan nongkrong tidak jelas. Terlepas dari semua alasan tersebut. Ternyata ada manfaatnya juga loh menjadi mahasiswa kupu-kupu, diantaranya:
1. Memiliki waktu untuk mengetahui potensi diri
Karena mahasiswa kupu-kupu memilih untuk langsung pulang, maka mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk mengenal diri sendiri. Misalnya,. Mahasiswa B belajar mendesain secara mandiri di kostnya. Lalu dari situ ia mulai bisa dan mampu. sehingga dapat menggali potensi dalam dirinya.
2. Fokus kuliah sehingga bisa lulus tepat waktu
Karena mempunyai banyak waktu, mahasiswa kupu-kupu lebih fokus kuliah dengan belajar dan mengerjakan tugas sehingga bisa lulus tepat waktu.
Apa saja kekurangan mahasiswa kura-kura?
Kekurangan ini belum tentu dirasakan oleh mahasiswa kura-kura, namun berasal dari faktor internal mahasiswa itu sendiri. Nah, berikut ini beberapa kekurangan dari mahasiswa kura-kura:
1. Kurang memanage waktu
Selain dituntut agar bisa bekerja sama dengan orang lain, mahasiswa kura-kura juga harus bisa memanage waktu dari tanggung jawab yang diambil. Hal ini bisa meningkatkan stress karena tidak siap dengan tugas tersebut. Oleh karena itu, manajemen waktu sangatlah penting agar waktu yang digunakan tidak terbuang sia-sia.
2. Fomo dan toxic productivity
Fomo merupakan rasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang terjadi disekitarnya. Jadi, jika dikaitkan dengan pembahasan ini, ada mahasiswa yang merasa tertinggal jika tidak mengikuti kepanitiaan, organisasi, seminar dan lain-lain.
Fomo memicu toxic productivity. Jadi dengan melihat orang lain, seseorang tidak mau tertinggal dan berakhir mengikuti. Walaupun sebenarnya apa yang diikuti tidak sesuai dengan minat atau cita-cita yang dimiliki. Sebenarnya boleh saja untuk produktif tetapi harus memastikan apakah diri kita mau?
Apa saja kekurangan mahasiswa kupu-kupu?
Selain mempunyai stigma negatif, kekurangan mahasiswa kupu-kupu juga berasal dari faktor internal, yaitu:
1. Kurang teman atau koneksi
Melihat poin ini, stigma yang beredar tidak sepenuhnya salah. Tetapi, hal ini tergantung pada faktor internal mahasiswa itu sendiri. Karena kupu-kupu, mahasiswa tidak mempunyai waktu untuk bergaul dengan orang lain sehingga mahasiswa kupu-kupu tidak mempunyai banyak teman.
2. Kurang pengalaman dalam organisasi
Mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi mempunyai segudang pengalaman. Terlebih dalam hal networking mereka lebih unggul dari pada mahasiswa kupu-kupu.
Setiap orang mempunyai preferensi masing-masing tentang kehidupan perkuliahannya. Menjadi hak masing-masing dalam menentukan bagaimana kehidupan kuliah yang dijalankan. Masa kuliah harus diisi dengan hati gembira karena berkesempatan untuk mengeksplorasi potensi yang dimiliki, melakukan apa yang diinginkan disertai komitmen dan rasa tanggung jawab.
Baca juga:
(Devi Alfina)