Mahasiswa Apatis: Ciri-Ciri, Dampak & Cara Mengatasi

Mahasiswa apatis terlalu banyak dipandang jeleknya. Berikut ciri-ciri, dampak dan cara mengatasi supaya tidak terlalu jadi apatis.
Mahasiswa Apatis

Hari gini masih diam aja? Untuk apa mahasiswa diajarkan untuk menjadi individu yang berani menyampaikan pendapat dan pemikiran, bila masih diam saja melihat kondisi sekitarnya?

Menjadi mahasiswa artinya melepaskan kebiasaan selama sekolah. Bila semasa sekolah, ia tidak punya kebebasan untuk berpikir dan bertindak. Lain halnya dengan kuliah. Setiap mahasiswa adalah individu merdeka termasuk dalam menyuarakan argumennya

Apa itu Mahasiswa Apatis?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, apatis merupakan sikap acuh tak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Mahasiswa apatis tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya baik itu kampus, tempat tinggal, negara, maupun masyarakat.

Secara psikologi, seseorang yang apatis tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial, dan kehidupan fisik. Mahasiswa apatis tidak memiliki minta atau tidak adanya perhatian terhadap aspek-aspek tertentu. Apatis juga diartikan pasif, tunduk bahkan mati rasa terutama pada hal-hal yang menyangkut isu sosial, ekonomi, lingkungan, dan politik.

Apa Ciri-ciri Mahasiswa Apatis?

Terdapat beberapa ciri-ciri mahasiswa yang mempunyai sikap apatis, sebagai berikut.

  1. Ketidakmampuan untuk mengakui tanggung jawab pribadi seperti menerima emosi dan perasaan sendiri.
  2. Perasaan samar-samar dan yang tidak bisa dipahami, rasa susah, tidak aman dan merasa terancam.
  3. Menerima secara mutlak tanpa tantangan otoritas sah (kode-kode sosial, orang tua, agama) dan nilai-nilai konvensional membentuk satu pola yang cocok dengan diri sendiri, yang disebut kepasifan (pasivitas).

Apa Penyebab Mahasiswa Apatis?

Munculnya mahasiswa apatis dipengaruhi oleh beberapa sebab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penyebab mahasiswa apatis yang perlu anda ketahui.

1.  Kerja Sampingan Setelah Kuliah

Sebagian mahasiswa yang memilih untuk bekerja sampingan selesai kuliah justru membuat mahasiswa menjadi apatis terhadap kegiatan kampus. Hal ini wajar karena mereka harus bekerja samping agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya serta membantu meringankan beban orang tuanya.

Selain itu dengan kerja sampingan mahasiswa mempunyai penghasilan untuk diri sendiri maupun ditabung. Biasanya mahasiswa apatis karena kerja sampingan memang lebih mandiri karena menggunakan waktu setelah kuliah untuk bekerja.

2.  Kurangnya Interaksi Sosial dengan Sesama Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang lebih suka menyendiri, membuatnya menjadi kurang pergaulan atau interaksi dengan sesama mahasiswa sehingga menjadi apatis.

Biasanya kurangnya interaksi dengan sesama mahasiswa disebabkan oleh latar belakang budaya, cara pergaulan dan kehidupan yang berbeda.

3.  Belum Dapat Beradaptasi dengan Lingkungan Kampus

Hal ini terjadi pada mahasiswa baru karena biasanya mahasiswa baru masih dalam masa adaptasi dengan lingkungan kampus. Hal inilah yang membuat mahasiswa cenderung apatis dan seolah masih menutup diri dari orang-orang di sekitarnya.

4.  Mempunyai Kegiatan Lain di Luar Kampus

Mahasiswa yang menjadi apatis saat di dalam kampus, belum tentu apatis saat di luar. Mungkin saja ia mempunyai kegiatan lain di luar kampus misalnya mengurus lembaga kemasyarakatan, menjadi kader parpol dan lain-lain.

Ebook Strategi Mudah Menyusun Skripsi Anti Gagal

Menulis laporan skripsi ternyata bisa semudah ini. Ikuti panduan dalam ebook ini agar laporan skripsimu cepat selesai.

5.  Ambisius IPK Sempurna

Biasanya mahasiswa yang terlalu ambisius mengejar nilai IPK sempurna membuatnya cenderung apatis dari kegiatan di kampus. Dia hanya tahu tentang nilai sempurna dan tidak peduli apa itu apatis sehingga kebanyakan waktunya dihabiskan di perpustakaan, laboratorium dan kost.

Baca juga: Contoh Potensi Diri Mahasiswa

Apa Dampak Buruk Menjadi Mahasiswa Apatis?

Apatis yang menjangkit mahasiswa menimbulkan dampak yang tidak bisa disepelekan. Dampak ini lebih banyak mendatangkan hal negatif daripada positif. Bayangkan bila sikap apatis terus dipelihara dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Dampak sikap apatis tersebut meliputi:

  1. Hilangnya kontrol sosial. Mahasiswa apatis tidak peduli pada banyak hal di luar kehidupannya sendiri. Nggak usah susah-susah mikirin negara, kampus, atau pemerintah. Maka peran mahasiswa sebagai social control tidak berjalan dengan baik.
  2. Cenderung sulit berkembang. Mahasiswa apatis dan orang-orang disekitarnya cenderung sulit berkembang menjadi lebih baik. Alasannya karena mereka mempunyai kesadaran yang rendah terhadap orang lain
  3. Meningkatkan individualism, berkurangnya kesadaran kolektif dan rasa solidaritas. Mahasiswa tidak peduli apapun dan siapapun.

Dan paling fatalnya, dampak memelihara sikap apatis adalah memicu perpecahan.

Bagaimana Cara Mengatasi Apatisme Mahasiswa?

Jika ada sekitar kamu yang masih sikap apatis, bisa nih terapkan cara ini untuk mengatasinya. Salah satu cara mengatasi sikap apatis yaitu dengan komunikasi. Mengapa komunikasi? Jadi, komunikasi adalah proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi biasanya dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Komunikasi membuka ruang untuk dua orang lebih saling bertukar pikiran dan diskusi. Di sinilah terjadi transfer pengetahuan sehingga setiap orang bisa saling mencerna pengetahuan masing-masing dan membenturkannya dengan pengetahuannya selama ini. Sehingga komunikasi memungkinkan seseorang untuk melihat beragam perspektif dan mengoreksi pemahamannya selama ini.

Selain komunikasi atau bertukar pikiran, sikap apatis bisa diatasi dengan membaca buku. Cara ini juga memungkinkan seseorang menerima pengetahuan baru sehingga pemahamannya bisa mengalami perubahan. Mereka diajak untuk memahami hal-hal yang bisa jadi tak dipedulikan selama ini.

Nah, sudah paham kan apa itu mahasiswa apatis. Agar kamu tidak dianggap mahasiswa apatis maka hindari faktor penyebab dari apatis. Jika perlu ikutilah kegiatan kampus yang berdampak positif yang kamu sukai. Sikap anti apatis akan berdampak positif bagi kehidupan sosialmu ketika lulus kuliah nanti

Baca juga: Mahasiswa Kura-Kura vs Mahasiswa Kupu-Kupu

Penulis: Devi Alfina

Baca juga: